Bandang itu datang
Setelah burung-burung
Tak lagi bisa hinggap
Di atas dahan-dahan
Yang ditebang
Oleh tangan-tangan yang rakus
Rakus pada harta dan kejayaan fana
Lihatlah di sana Tuan,
Betapa besarnya malapetaka
Yang datang
Karena tangan Tuan yang rakus
Lihatlah di sana Tuan,
Selaksa keindahan
Yang dulu bersemayam
Kini pupus tinggal kenangan
Hanya puing-puing sisa kehancuran
Yang kini menghiasi lembah kenangan
Tak pelak,
Ulah tangan Tuan yang rakus
Telah membuat mereka sengsara
Tidak lagi memiliki harta benda
Hanya bisa hidup di bawah tenda
Bayi-bayi yang baru dilahirkan
Harus rela tidur di atas matras
Yang tipis berselimutkan kedinginan
Ya, hanya kedinginan Tuan..
Yang mereka rasakan
Tak ada yang mampu mereka lakukan Tuan,
Hanya tangis yang mampu mereka ekspresikan
Dikala hujan seolah mengundang
Gemuruh hutan memuntahkan selaksa kehancuran.
0 komentar:
Posting Komentar